“Blook” = Buku Era 2.0

Anda tahu apa itu “Blook” (baca: bluk)? Istilah ini menurut Wikipedia, ialah objek yang dibuat guna meniru buku, diterbitkan secara online melalui blog, atau buku cetak yang didasarkan pada konten blog. Istilah “blook” digunakan sejak tahun 1990-an, oleh pustakawan, Mindell Dubansky. “Blook” ialah nama lain dari look like a book (tampak seperti buku). “Blook” juga berasal dari penggabungan “blog” dan “book” sehingga menjadi “Blook”. Tepatnya 2002, Tony Pierce mengompilasi postingan di blog dan mengoleksinya jadi buku yang diberi judul “Blook”. Judul ini diberikan pembacanya, Jeff Jarvis dari BuzzMachine, dalam sebuah ajang bertajuk Pierce Award.

Era 2.0 sekali lagi ialah ruang “kekitaan” bukan “keakuan”. Postingan di web komunitas atau weblog mengindikasikan terselenggaranya ruang “kekitaan” tersebut. Sebab, konten situs ditentukan sang pengguna (user generated).  Setiap orang wajib berbagi informasi, ide, gagasan, dan kritik yang diposting melalui tulisan, video, audio, maupun photo. Nah, kalau tradisi 2.0 – berbagi bersama – digunakan setiap penerbit buku, akan banyak melahirkan buku yang disusun bersama pembaca.
Pelibatan konsumen

Kadang, saya berpikir sejenak tentang penerbitan buku di masa mendatang. Di era 2.0 seharusnya sebuah buku disusun bersama-sama; antara penulis dan pembaca. Menerbitkan tulisan berkala di blog menjadi buku (Blook), tentunya harus dikemas interaktif. Sebab, filosofi era 2.0 terletak pada interaktivitas. Pada bagian lay out isi, setelah tulisan berkala itu selesai akan terasa hebat dan menjanjikan apabila disertakan kolom komentar laiknya web 2.0. Sehingga pembaca akan mendapatkan ruang privat untuk memberi kritik, saran, dan apresiasi terhadap kompilasi tulisan tersebut.

Sang pembaca, sebagai ukuran naskah dikategorikan marketable, tentunya di era 2.0 mesti dilibatkan. Partisipasi mereka ikhwal kemasan, tata letak, dan editing isi harus ditampung penerbit yang hendak menyambut banjir e-book reader di negeri kita. Akan tetapi, saya pikir tak akan ada penerbit mainstream yang melakukannya. Ketika Tim O’Relly menggagas web 2.0 – dalam konteks penerbitan – ialah cermin sebuah buku yang melibatkan penerbit, penulis dan pembaca. Inilah yang disebut dengan ruang “kekitaan”.

Bayangkan, apabila itu dilakukan. Kita tidak memaksakan nilai-nilai subjektif kepada pembaca. Sebab, pembaca ketika selesai membaca bagian dari tulisan tersebut, mereka akan dengan senang hati menuliskan komentarnya di kolom yang disediakan pada kemasan isi buku tersebut. Itulah sekiranya yang menjadikan “blook” saya istilahkan dengan “buku era 2.0”. Karena buku cetak menjadi tempat terjadinya interaksi penulis dan pembaca. Pada akhirnya, pembaca ditempatkan sebagai fartner. Bukan “orang bodoh” yang dijadikan objek ceramah-tulisan.

Di negeri ini, hanya beberapa “blook” yang dicetak dengan menyertakan komentar pembaca terhadap tulisan di blog. Padahal, selain itu juga, kalau dikemas dengan menyertakan kolom komentar dalam tata letak dapat terjadi interaksi penulis-pembaca. Bukankah pada rilis 2010, Adobe Indesign CS5 sudah mengarah pada pengemasan buku interaktif dan touch eye berbasis digital? Entah berapa lama lagi revolusi buku terjadi, di mana layanan blog atau media sosial menyediakan aplikasi yang dapat dimanfaatkan perusahaan kartu seluler dan perangkat ebook reader untuk menjualnya dengan sistem registrasi. Kita tunggu saja bergulirnya era ini!

Bluk Indonesia

Di Indonesia, “Blook” mulai dikenal lewat karya Raditya Dika. Pemuda kelahiran 28 Desember 1984 ini ialah seorang penulis, komedian, penulis skrip komik/film, dan penggiat perbukuan. Lewat karya pertamanya, Kambingjantan (Gagasmedia, 2005), ia menjadi populer. Buku Kambingjantan ialah adaptasi dari blognya yang beralamat di www.kambingjantan.com. Dengan gaya menulis komedi yang lepas pakem dan apa adanya, Kambingjantan sukses menjadi National Bestseller. Setelah itu menyusul buku Cinta Brontosaurus (Gagasmedia, 2006), Radikus Makankakus (Gagasmedia, 2007), Babi Ngesot (Bukune, 2008), dan buku lainnya. Kini semua projek “blook” Raditya Dika dapat diakses di laman http://radityadika.com.

Satu lagi penulis “Blook” yang terbilang sukses di pasaran. Karya Trinity, yang mengulas perjalanan ke belahan Negara luar Indonesia, dengan kemasan bahasa yang lepas pakem, Bentang Pustaka menerbitkan buku The Naked Traveler. Kabarnya, “blook” ini hingga sekarang telah dicetak ulang sampai belasan kali. Kemudian, pada 2010 terbit kembali “blook” The Naked Traveler 2 dengan isi yang diambil dari postingannya di blog. Karya-karya Trinity, dapat Anda kunjungi di laman http://naked-traveler.com.

Bahkan, beberapa penulis di sebuah komunitas blogger menerbitkan “blook” dari konten blog. Chappy Hakim, sesama kontributor di www.kompasiana.com, misalnya, menerbitkan “blook” berjudul “Cat Rambut Orang Yahudi” (Gramedia, 2009). Kemudian, Prayitno Ramelan, menerbitkan “Intelejen Berthawaf” (Grasindo, 2009). Kedua buku tadi diterbitkan atas kerjasama Kompasiana dengan penerbit di Jakarta. Selain “blook” yang diterbitkan penerbit mainstream, kita juga dapat menemukan “blook” yang diterbitkan penerbit indie.

Berkaca dari kesuksesan “blook” atau buku era 2.0 di Indonesia, tak ada salahnya kalau kita semua berharap industri perbukuan di negeri ini bangkit. Kesuksesan penerbitan konten blog menjadi buku cetak tentu akan memacu blogger atau penulis (author) untuk memposting tulisan berkualitas dan mencerahkan. Wabilkhusus, tertantang untuk berbagi ide orisinal dengan para pembacanya ikhwal segala hal yang kadang dibungkus dengan gaya khas.

Selamat datang “blook”!

(SUKRON ABDILAH, Admin Komunitas Jejaringku.Com)

11:22 am | Posted in , | Read More »

Warga Muhammadiyah Harus Akrabi Internet

BANDUNG, Perkembangan zaman terus bergerak tanpa kendali. Di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi ditandai dengan tren kebudayaan digital di kalangan warga kota. Setiap individu banyak yang mencari informasi melalui internet. Oleh karena itu, menghadirkan informasi yang bermanfaat dan positif merupakan keniscayaan setiap gerakan dakwah dari ormas Islam. Sebagai gerakan dakwah modern, maka sejatinya Muhammadiyah akrab dengan internet. Sebab, selain efek negatif; internet juga dapat memberikan efek poistif.
 
Menurut Dr Karman, M.Ag, “warga Muhammadiyah harus menjadi pionir pemanfaatan internet untuk kepentingan tersebarnya nilai-nilai Islam di tengah masyarakat. Dalam bahasa lain, warga Muhammadiyah harus akrab dengan produk Teknologi Informasi dan Komunikasi.”
 
Dia juga mengatakan, “Selama digunakan untuk hal-hal positif, maka internet akan bermanfaat untuk kemajuan Muhammadiyah. Oleh karena itu, dari kalangan muda diharapkan ada yang berani menggagas media untuk dijadikan wahana mencari informasi positif itu. Misalnya saja, setiap PCM di daerah membangun situs, blog, dan media online sehingga ketika ada orang yang mencari informasi keislaman akan dibawa menuju laman yang dikelola PCM.”
 
Di Muhammadiyah sebetulnya sudah ada Lembaga Pustaka dan Informasi di setiap Pimpinan di Jawa Barat. Kalau saja dioptimalkan tentunya akan menghasilkan gerakan digital yang dahsyat. Semoga saja Muhammadiyah ke depan dapat mengarahkan setiap wilayah untuk menggarap warga digital, yang dalam kesehariannya mengakrabi internet. (REP: Sukron Abdilah/KM)

11:17 am | Posted in , | Read More »

Gali Potensi Kader Lewat DAD

BANDUNG, Pada pengkaderan tingkat Komisariat potensi kader sejatinya terus digali guna melahirkan manusia-manusia unggul. Hal itu terungkap dalam acara Darul Arqam Dasar (DAD) gabungan, yang diselenggarakan Korkom UIN SGD Bandung. Acara yang berlangsung Kamis-Minggu (12-14/11), itu berlangsung dengan baik.
 
Sejumlah pemateri, baik yang berasal dari alumni IMM maupun yang aktif di Muhammadiyah hadir membagikan ilmunya kepada peserta. Para peserta gabungan yang berasal dari UIN, STEIM, STAIM, dan STKIP Siliwangi menyimak secara seksama.
 
“Alhamdulillah pengkaderan kali ini berjalan sukses. Seluruh materi yang dirancang tersampaikan sesuai target. Pada pengkaderan kali ini, saya berharap setiap kader dapat menemukan potensi yang dimiliki”. Kata Rovi’I, ketua Korkom UIN SGD Bandung menjelaskan.
 
Format Gerakan
 
Ke depan diharapkan ada semacam format pengkaderan yang hirarkis. Artinya mengacu pada Sistem Pengkaderan Ikatan (SPI) yang dikeluarkan DPP IMM, sehingga lebih bermuatan ideologi gerakan yang khas. Pada kesempatan itu, Syafaat R Selamet, S.Hum mengatakan, “gerakan IMM harus menjadi cikal bakal gerakan Muhammadiyah di masa mendatang. Oleh karena itu, pengkaderan di tubuh IMM sejatinya digarap secara sistematis dan terarah”.
 
Salah satunya ialah dengan mengetahui potensi diri, kader Muhammadiyah dapat berkontribusi sesuai keahlian yang dimiliki untuk kemajuan Muhammadiyah. “Kan, KH Ahmad Dahlan pernah berwasiat silakan jadi insyinyur, dokter, mister; tetapi kembalilah kepada Muhammadiyah. Ini berarti setiap kader diwajibkan menggali potensi dirinya sehingga di masa mendatang dapat berperan dalam memajukan Muhammadiyah.” Ujar Amin R Iskandar. (REP: Sukron Abdilah/KM)***

11:08 am | Posted in , | Read More »

IMM UIN Adakan MASTA dan DAD Se-kota Bandung

BANDUNG BARAT, Bertempat di panti Al-Kautsar, Lembang, KBB, IMM korkom UIN mengadakan kegiatan MASTA dan DAD anggota baru angkatan 2010, Kamis (12-14/10). Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan IMM se-kota Bandung dari berbagai PTM. Diantaranya peserta dari STAIM, STIEM, UIN, Akper Aisyiah, dan UPI. Acara yang bertema Mengoptimalkan Trifungsi Ikatan Guna Membentuk Kader IMM yang Kompetitif, Kreatif, dan Proaktif  ini dibuka oleh pimpinan yayasan alkautsar sekaligus guru besar UPI Prof. Dr. Makhmud Syafei, MA. Mpd.I.

Dalam sambutanya, beliau berpesan agar IMM ke depan bisa lebih optimal lagi dalam memberikan kontribusinya pada semua level. Karena IMM sekarang sudah jadi ortom Muhammadiyah yang berada di level yang sangat strategis dalam hal itu.Sehingga pergerakan atau arah perjalananya bisa terfokus dengan baik.

Kegiatan ini juga menghadirkan pembicara-pembicara handal. Dosen, penulis, aktivis, dan pengurus PDM kota Bandung. Diantaranya  Drs. Karman, M.Ag, dosen Fakultas Adab UIN SGD Bandung. Penulis best seller Dahsyatnya Sholat Duha, Sabiel El-ma’rufi yang membawakan bahasan Tauhid sebagai pandangan hidup. Ada juga penulis yang lain, yaitu Roni Tabroni, S.Sos. Hadir juga alumni senior angkatan 1998-2001 yang mengisi acara.

Peserta DAD terlihat antusias karena selain dikasih materi, juga diadakan outbond dan diskusi keagamaan dan isu hangat. “ Saya merasa senang mengikuti acara ini karena bisa menambah wawasan keorganisasian serta bisa lebih mengenal lagi muhammadiyah dan isu kontemporer”, ucap Dede Waningsih, salah seorang peserta DAD dari STIEM saat ditemui reporter JEJARINGKU seusai outbond. (Feri Anugrah)

12:46 am | Posted in , | Read More »

Perbedaan Jangan Diperdebatkan

JAKARTA, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama meminta agar perbedaan penetapan Hari Raya Idul Adha pada tahun ini tidak diperdebatkan. "Jangan diperdebatkan.  NU berpedoman hadist. Dalam hadist itu sudah jelas disampaikan, bahwa rukyah dasar untuk menentukan awal bulan Hijriah. Jika ada perbedaan, mari kita hormati perbedaan itu,” katanya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (16/11).

Hal yang sama juga dikatakan Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsudin secara terpisah. Dia pun mengajak masyarakat untuk tidak meributkan perbedaan penetapan hari Raya Idul Adha antara Muhammadiyah dan pemerintah serta NU.

"Janganlah dipersoalkan dan dibesar-besarkan karena ini berdasarkan keyakinan keagamaan, karena pendekatan yang memang belum bisa disatukan. Muhammadiyah sendiri meyakini bahwa sesuai perintah Rasul agar kita berpuasa sunnah Arafah pada 9 Dzulhijah, dan kemarin sudah 9 Dzulhijah karena saudara-saudara kita yang menunaikan ibadah haji sudah menjalankan wukuf di Arafah. Maka pada hari ini kami yakini sebagai Idul Adha,” kata Din.

Seperti diketahui, hari ini, warga Muhammadiyah menjalankan shalat Idul Adha. Sementara NU begitu pun pemerintah baru akan merayakan besok (Rabu, 16/11). [wid]

12:43 am | Posted in , | Read More »

Muhammadiyah Sumbang Seribu Hewan untuk Korban Bencana Alam

SURABAYA, Muhammadiyah menyumbang 1000 hewan kurban untuk korban bencana di Wasior, Papua Barat, dan Mentawai, Sumatera Barat, serta Merapi Yogyakarta. "Dari 1.000 hewan kurban, 200 di antaranya adalah sapi, dan sisanya kambing. Kemudian kami juga menyumbang sapi perah untuk keperluan diambil susunya, dan sapi ternak untuk korban bencana," ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsudin ketika ditemui usai Sholat Idul Adha di Jalan Pahlawan, Surabaya, Selasa (16/11).

Din menjelaskan Muhammadiyah sudah mengeluarkan fatwa agar seluruh hewan kurban disalurkan kepada para korban di daerah bencana. Pihaknya, mengumpulkan sumbangan melalui Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh (LAZIS) Muhammadiyah, dan sudah dikoordinasikan dengan pimpinan daerah Muhammadiyah di kota-kabupaten yang tertimpa musibah.

Bahkan, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) tersebut, Selasa sore akan berangkat menuju kawasan pengungsian di Yogyakarta untuk secara simbolis menyerahkan dan menyembelih hewan kurban untuk para korban bencana.

"Sudah beberapa kali saya dan Muhammadiyah berkunjung ke pengungsian di Yogyakarta. Sore ini kami juga kembali kesana dan Secara simbolis saya yang akan memberikan, kemudian nanti akan diikuti semua di wilayah masing-masing. Sudah kewajiban kita untuk membantu para korban. Melalui momen Idul Adha inilah kita bisa membantunya," tukas pria bernama lengkap Sirajuddin Syamsuddin tersebut.

Dikatakannya, perayaan Idul Adha di Indonesia kali ini diperingati dalam suasana berduka. Bencana seperti banjir bandang di Wasior, tsunami di Kepulauan Mentawai, dan gunung meletus di Yogyakarta, membuat banyak warga yang tidak bisa merayakan Idul Adha seperti tahun - tahun sebelumnya.

"Padahal belum luntur dalam ingatan kita, ratusan ribu nyawa melayang dalam bencana tsunami di Aceh , gempa bumi di Yogyakarta dan Sumatera Barat. Namun, kali ini kita diperingatkan kembali untuk selalu mengingat kepada Allah," papar Din.

Karena itulah, lulusan University of California at Los Angeles (UCLA) Amerika Serikat tersebut mengajak masyarakat merenungi ujian yang diberikan Allah SWT untuk Bangsa Indonesia.

Selain itu, pria kelahiran Sumbawa Besar tersebut mengimbau pemangku jabatan dan amanat di negeri ini, mulai dari yang tertinggi sampai kepala desa, agar lebih taat dan mematuhi aturan yang ditetapkan agama.

Kemudian, bersama-sama mawas diri dan melakukan evaluasi diri karena mungkin selama ini masih bersikap tidak sesuai anjuran agama. (Ant/OL-9)

12:38 am | Posted in , | Read More »

Din Syamsuddin Bersama Artis Hibur Pengungsi Merapi

MAGELANG,  Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin bersama sejumlah artis ibu kota, menghibur para pengungsi korban bencana letusan Gunung Merapi. Acara itu dilakukan di tempat pengungsian Gedung Darul Arqam Muhammadiyah Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu (17/11).

Sejumlah artis tersebut diantaranya, Cici Tegal, Ramzi, Kristina, Eksanti, dan Yolanda Yusuf. Mereka pun sempat meladeni permintaan foto dan tanda tangan dari para pengungsi.

Din Syamuddin dalam tausyiahnya mengatakan, bencana ini merupakan cobaan dari Allah. Namun jangan sekali-sekali beranggapan Allah membenci kalian. Dengan bencana ini Allah menunjukan rasa sayangnya kepada kita.

"Siapa yang tertimpa musibah haruslah bersabar. Katakanlah "innalillahi wa innailaihi rojiun". Kita berasal dari Allah dan akan kembali kehadiratnya," ungkap Din.

Pada kesempatan tersebut, para artis juga menyumbangkan bantuan secara langsung. Di antaranya berupa sembako dan pakaian layak. Din Syamsuddin ternyata tidak hanya membawa serta artis ibu kota. Dia turut menyerahkan bantuan seekor sapi kurban untuk para pengungsi. (Ant/**)

12:29 am | Posted in , | Read More »

Din Syamsudin Jadi Saksi Pernikahan Sepasang Pengungsi Merapi

YOGYAKARTA, Mungkin saja Agung Setiawan dan Lisnawati kelak tidak akan pernah melupakan setiap momen pernikahan mereka. Selain dilangsungkan di pengungsian, yang menjadi saksi pernikahan mereka adalah Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin.

Dan hebatnya publik figur yang terlibat dalam pernikahan tersebut tak hanya Din. Turut jadi saksi, Wakil Bupati Sleman Yuni Satia Rahayu, Camat Pakem Budiharjo, Camat Cangkringan Syamsul Bakri dan sejumlah anggota DPRD Sleman.

Upacara pernikahan dilangsungkan di lantai dua stadion Maguwoharjo, dihadiri oleh sanak saudara dari kedua mempelai. Seremoni berlangsung sederhana namun khidmat.

Mempelai pria, Agung mengatakan bahwa pernikahan tersebut terpaksa dilaksanakan di barak pengungsian karena rumah dan harta benda keluarga mempelai perempuan di Dusun Kopeng, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman luluh lantak diterjang awan panas erupsi Gunung Merapi.

"Rumah saya juga masih diselimuti abu vulkanik," tandas pria berusia 22 tahun asal Jatimulyo, Kabupaten Magelang ini kepada wartawan, Rabu (17/11/2010) siang.

Agung sendiri bersikukuh untuk tetap melaksanakan rencana pernikahan yang telah ditentukan sebelumnya. Meski abu vulkanik menghadang, dia tidak mau menunda momen spesial dalam hidupnya tersebut, karena di adat jawa hari baik itu tidak boleh ditunda.

"Sebelumnya kami memang telah menentukan hari pernikahan yang bertepatan dengan Idul Adha ini. Kami tak mau menunda tanggal pernikahan yang sudah ditetapkan, karena tanggal dan bulan inilah yang menurut para orang tua kami yang paling baik, nggak bisa diubah, apapun kondisinya," tegasnya mantap.

Menurut dia, dirinya bersama keluarganya juga menyadari kondisi keluarga calon istrinya yang sedang dalam kesusahan karena bencana Merapi, sehingga tidak masalah pernikahan dilangsungkan di barak pengungsian.

"Setelah menikah ini istri akan saya bawa ke rumah saya di Magelang dan tinggal sementara di sana," katanya.

Din yang juga memberikan khutbah pada upacara pernikahan ini sempat menawarkan kepada mempelai untuk berbulan madu tiga hari di rumah pribadinya di Pogungharjo Sleman atau memilih salah satu hotel berbintang di Yogyakarta untuk bulan madu tiga hari.

Namun tak disangka, kedua mempelai itu menolak secara halus tawaran Ketua Umum Muhammadiyah itu.

"Terimakasih Pak. Pernikahan ini sudah jadi kado terbaik buat kami. Semuanya sedang susah, kami tak bisa tinggal di hotel atau rumah bapak," tolak Agung yang merupakan pekerja di perkayuan itu dengan sopan.(detiknews)

12:24 am | Posted in | Read More »

Menguburkan "Egoisme Diri"

Oleh SUKRON ABDILAH

Kemiskinan yang terjadi di negeri kita banyak disebabkan persoalan struktural. Ketidakmampuan warga mendapatkan kelayakan hidup karena sistem kepolitikan negeri ini yang tidak prorakyat. Egoisme kepartaian, kelompok, dan diri sendiri menjadikan kesejahteraan hanya diperoleh segelintir orang. Mungkin, di negeri ini, realitas "si miskin makin miskin; dan si kaya makin kaya" terbukti. Oleh karena itu, pada Iduladha kali ini sejatinya kita menguburkan kepentingan-kepentingan egoistis karena berada pada wilayah kenegaraan yang majemuk dan plural.

Mementingkan "baju ideologis" dalam menelurkan kebijakan adalah pengkhianatan terhadap misi kemanusiaan yang terkandung dalam ajaran agama. Disyariatkannya ibadah kurban bagi yang mampu merupakan pesan bahwa berbagi kesejahteraan tidak boleh dilandasi kepentingan personal dan kelompok. Dalam bahasa lain, ibadah kurban mesti menyadarkan kita atas pentingnya menebarkan kebaikan pada seluruh umat manusia. Peka, empati, dan simpati ketika menyaksikan kesetimpangan sosial dan bencana yang terjadi.

Pesan simbolis

Dalam buku hajinya, Ali Syari’ati (Mizan, 2009) mengetengahkan hal itu sebagai penguburan nafsu dari anasir "egoisme diri" dalam aktivitas kemanusiaan (hablu minannas). Ketika Ibrahim a.s diperintahkan menyembelih anak terkasihnya, Ismail a.s., menurut Syari’ati, sarat dengan pesan simbolis. Perintah itu sebetulnya menuntun Ibrahim a.s. untuk tidak terjebak pada nafsu egois kepangkatan, kehormatan, keduniawian, kemewahan, gelar, status sosial, dan nafsu lainnya. Bagi orang-orang aghniya, pejabat, pengusaha, ibadah ini sejatinya menyadarkan diri agar tidak silau dengan rezeki dari-Nya sehingga melupakan hubungan dengan sesama.

Apalagi realitas keindonesiaan masih dilingkupi persoalan dehumanitas berupa kemiskinan, pengangguran, kebebalan moral, dan KKN. Saatnyalah kita menangkap inti sari perintah berkurban untuk kemaslahatan negara-bangsa hingga "fakir miskin" tidak merasa ditinggalkan dan tidak diperhatikan. Kalau mereka dibiarkan tanpa perhatian transformatif, niscaya mereka akan apatis terhadap nilai-nilai kebajikan agama dalam hidupnya, sehingga terjadilah realitas yang dikhawatirkan Sayyidina Ali Ibn Abu Thalib Karamallahu Wajh, "Kekufuran mendekatkannya pada kekafiran (pengingkaran)".

Menurut M. Quraish Shihab (1998: 449), fakir miskin diambil dari dua kata, yaitu faqir dan miskin. Term faqir berasal dari faqr yang berarti tulang punggung dan faqir dapat diartikan beratnya beban yang dipikul mengakibatkan patahnya tulang punggung. Hal ini membuat faqir menjadi tidak berdaya, lumpuh, dan tak mampu bergerak. Sementara miskin berasal dari kata sakana yang berarti diam dan tak bergerak. Jadi, fakir miskin secara terminologi dapat diartikan sebagai orang yang tak memiliki kecukupan harta akibat dirinya enggan bergerak (malas) dan tidak dapat berusaha karena adanya penindasan manusia lain (struktural).

Karena di dalam kurban terdapat perintah membagikan sembelihan, ini artinya setiap kalangan mampu (pengusaha, pemerintah, dan LSM) memberdayakan warga miskin agar mereka dapat bergerak leluasa mencari kesejahteraan hidup. Dalam perspektif ilmu dakwah, hal itu dikategorikan sebagai dakwah bil amal atau dikategorikan sebagai upaya pemberdayaan masyarakat (tadbir) dengan pendekatan keagamaan karena agama secara progresif memiliki daya dobrak ke dalam (sentrifental) dan daya dobrak ke luar (sentrifugal). Sederhananya, ajaran agama dapat memotivasi penganutnya untuk mengubah diri dari dalam diri (internal) seperti menumpurkan kemalasan serta melahirkan kesadaran (atas ketimpangan struktural).

Optimisme

Alquran sebagai kitab pegangan umat Islam – yang terkandung perintah kurban– sangat tidak menganjurkan untuk memegang ideologi pesimisme. Apatisme dan terjebak pada kesadaran semu sangat ditentang. Di dalam Alquran kita diajarkan untuk terus optimistis memandang hidup, termasuk dalam memperoleh kekayaan. Hal ini diinformasikan di dalam ayat-ayat qauliyah, bahwa setiap makhluk-Nya dianugerahi rezeki (Q.S. Hud [17]:6); hal itu merupakan kenikmatan tak terkira (Q.S. Ibrahim [14]:34); dan Allah memberikannya sebagai pemenuhan kecukupan hidup (Q.S. Ad-Dhuha [93]:8).

Dalam suatu hadis, Rasulullah saw. juga mengajarkan umatnya, "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kefakiran, kekurangan, dan kehinaan, dan aku berlindung pula dari menganiaya dan dianiaya" (H.R. Ibn Majah dan Al-Hakim). Doa yang dianjurkan Nabi Muhammad Saw. ini mengindikasikan seorang Muslim untuk memiliki keberdayaan hidup sehingga dirinya tidak menjadi objek penindasan. Ketika dirinya memperoleh keberdayaan hidup tidak menjadi manusia yang rajin mengeksploitasi atau menganiaya orang lain dalam bentuk apa pun.

Ketika realitas kekinian menampakkan bencana yang merenggut keberdayaan warga, sejatinya kita memberdayakan kembali mereka. Mendoakan, membantu, dan memotivasi warga yang terkena bencana juga sebab termasuk pelaksanaan kurban dalam Islam. Kalau merujuk pada pengertian M. Quraish Shihab, fakir miskin diartikan sebagai seorang manusia yang tak berdaya; korban bencana juga adalah "fakir miskin" yang wajib merasakan persaudaraan pada Iduladha. Oleh karena itu, Iduladha sejatinya menempa setiap jiwa untuk melakukan pembebasan tiap insan dari belenggu penderitaan dan kemiskinan.

Di dalam kurban terkandung semangat menumpurkan nafsu egoisme yang membahayakan eksistensi manusia di muka bumi. Sekiranya individu, umat, masyarakat, atau bangsa mampu mengisi ruang dan waktu atas dasar kesadaran kurban, dia bakal memperoleh kebahagiaan autentik. Kebahagiaan membebaskan manusia lemah dari sejumput penderitaan; baik akibat kemiskinan, bencana, dan penindasan. Alquran menegaskan, "Mereka itulah yang akan menerima lembaran sejarah hidupnya dengan tangan kanannya." (Q.S. Al-Isra’ [17]: 71). Wallahualam.***

SUKRON ABDILAH, Aktivis Muda Muhammadiyah Jawa Barat. 
Sumber Tulisan: HU Pikiran Rakyat

12:18 am | Posted in , | Read More »

Kejujuran Kunci Sukses Berbisnis

BANDUNG, Dalam pentingnya menyoal perekonomian bangsa Indonesia dewasa ini, Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Muhammadiyah (LAZIS Muh) Kota Bandung bekerjasama dengan Bank Bukopin Cabang Kota Bandung dan Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah menyelenggarakan seminar ekonomi. Seminar yang berlangsung Sabtu (21/11/09), bertempat di lantai tiga kampus STIE Muhammadiyah Kota Bandung, Jl. Karapitan.

Sementara yang bertindak sebagai pemateri adalah Kepala Bank Bukopin Cabang Kota Bandung, Suroso; Staf Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kota Bandung, M. Murzid Hilmi Azis; dan Mahasiswa Pascasarjana UI Jakarta Program Ekonomi Keuangan Syariah, Iu Rusliana.

Acara yang dihadiri oleh kalangan pelajar, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Mahasiswa STIE Muhammadiyah, Pemuda Muhammadiyah, dan sebagian pengusaha menengah ke bawah ini berlangsung dalam durasi tiga jam. Di buka pukul 09.00 dan ditutup pukul 12.00. Dan, saat dibuka sesi tanya jawab, suasana diskusi begitu cair dan hangat.

Iu Rusliana, pembicara pertama dalam seminar itu mengemukakan betapa lebarnya peluang setiap orang untuk menjadi pengusaha. Sebab, katanya, Indonesia begitu kaya dengan potensi; baik dalam bentuk sunber daya alam (SDA) seperti tanah, air, dan bahkan pepohonan, maupun sumber daya manusia (SDM) yang begitu banyak. “Kalau orang memiliki naluri ekonomi tinggi, melihat sepetak tanah kosong saja sudah terbayang pundit-pundi uang di sana,” ujar pria yang juga sebagai dosen Fakultas Ushuluddin UIN Bandung ini. Masalahnya, lanjut Iu, semangat entrepreuneur masyarakat Indonesia masih lemah dan lebih tertarik menjadi PNS.

Sementara, M. Murzid Hilmi Azis menambahakan bahwa seorang entrepreuneur yang benar adalah yang memiliki kemampuan mengembangkan usahanya. “Setiap orang bisa memulai membuka perusahaan. Tapi, apakah semua bisa mengembangkan usahanya?” Kata M. Murzid Hilmi Azis. “Misalnya tukang baso. Dalam waktu satu tahun punya satu pikulan. Lima tahun punya satu pikulan. Sepuluh tahun masih punya satu pikulan. Lima Putuh tahun masih juga punya satu pikulan. Apakah ini yang disebut entrepreuneur?” Lanjutnya.

Menurut Murzid, hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat kita akan menegerial usaha, seperti pembukuan penghasilan. Sehingga tidak mampu mengepaluasi penghasilan apalagi menyusun target peningkatan penghasilan. Bahkan, menurut Murzid, modal utama menjadi pengusaha itu bukanlah uang, melainkan kejujuran, keinginan, karakter atau mental, dan kreativitas-inovatif. Dengan kejujuran, setiap orang dapat mendapatkan modal dengan mudah, “contohnya adalah Rasulullah,” ujarnya.

Salah satunya, Murzid memberi bocoran, datanglah ke PT. Telkom, PT. Kereta Api, dan jangan sungkan-sungkan datang ke kantornya di KADIN. “Di sana mungkin bisa mendapatkan bantuan modal,” kata pria yang merintis usahanya sejak kuliah ini.

Ada pun Suroso, meski mendapat kesempatan paling akhir, sebagai Kepala Bank Bukopin menawarkan peluang besar kerjasama antara para entrepreuneur dengan pihaknya. Sebab, bank yang berdiri pada tahun 2005 ini memiliki program di bidang tersebut. Dan, dari kesimpulan seminar tersebut, bangsa Indonesia akan sejahtera bila 2% saja dari jumlah penduduknya menjadi entrepreuneur yang berkualitas. Sementara kali ini, Indonesia baru memiliki 0,02% entrepreuneur saja. (Oleh: Amin R Iskandar).

11:40 pm | Posted in | Read More »

Menulis Buku Teks Pelajaran

Peraturan menteri pendidikan nasional nomor 12 tahun 2008, menghentakkan banyak kalangan. Bukan hanya penerbit, yang mengalami dampak langsung dari peraturan ini, para guru pun terkena imbasnya. Bukan hanya karena guru tidak bisa mendapat ‘rabat’ yang tinggi disertai komisi dari penerbit atas penjualan buku-buku teks pelajaran, tetapi guru pun terhambat dalam menyalurkan bakat dan kreatifitas menulis buku teks.

Sebagaimana diketahui, saat ini lebih dari 500 judul telah dibeli hak ciptanya oleh pemerintah, dalam hal ini kementerian pendidikan nasional, untuk digandakan dan dijual secara luas dengan harga jual yang telah ditentukan. Anggaran pendidikan yang mencapai 20% dari setiap APBD maupun APBN memungkinkan siswa mendapat buku secara gratis karena mendapat alokasi khusus (BOS Buku). Namun, di toko-toko buku pun, buku-buku ini dapat diperoleh dengan harga yang seragam. Keseragaman ini memungkinkan orangtua siswa untuk tidak terpaku pada satu penerbit saja. Sebab, apapun penerbitnya, isinya sama.

Di lain hal, guru saat ini dipacu daya kreatifitasnya dalam dunia tulis menulis. Bahkan, untuk sertifikasi, yang diidam-idamkan sebagian besar guru, karya tulis mendapat point yang cukup tinggi. Karya tulis di sini tidak dibatasi pada karya tulis buku teks pelajaran, tetapi apapun itu yang terpublikasikan di media massa atau penerbit. Tentunya, media lokal, regional dan nasional memiliki point tersendiri.

Buku-buku teks pelajaran memang telah ada dan beredar di masyarakat. Kalau pun ada guru yang menyusun buku sendiri dan menerbitkannya sendiri itu tidak menjadi masalah. Hanya, patokan harga jual yang tidak melebihi standard pemerintah dengan spesifikasi yang telah ditentukan menjadi penghambat. Namun, ada beberapa buku yang masih bisa diisi oleh guru, di antaranya, mata pelajaran yang memungkinkan guru untuk menulis dan diterbitkan oleh penerbit bebas adalah pelajaran muatan lokal (bahasa daerah). Bahasa daerah memungkinkan membutuhkan penulis karena beberapa hal. Pertama, masih sedikit penulis yang berminat menulisnya. Mungkin karena royalty yang sedikit karena keterbatasan pemasaran. Atau juga karena terhitung sulit juga menulis buku bahasa daerah. Terlebih tidak semua bahasa daerah tidak ada jurusannya di UPI atau STKIP. Kedua, penerbit yang mau menerbitkannya terhitung masih sedikit. Berbeda dengan mata pelajaran umum lainnya. Apalagi yang masuk dalam UN.

Kedua, buku-buku SMK. SMK memang sedang digalakkan oleh pemerintah saat ini. Bahkan target pemerintah beberapa tahun ke depan prosentase SMA dan SMK adalah 40%:60%. Sehingga, sedikit demi sedikit izin pendirian SMA akan dikurangi. Sebaliknya, pemerintah membuka seluas-luasnya bagi masyarakat umum untuk mendirikan SMK. Tujuan mulia dari memperbanyak SMK adalah agar generasi mendatang memiliki keahlian sejak dini. Sehingga dapat mengurangi pengangguran.

Namun, kampanye masuk SMK ini tidak dibarengi dengan buku pelajaran yang mumpuni. Terlebih dengan jurusan-jurusan baru yang disesuaikan dengan kebutuhan industry. Misalnya SMK informatika atau SMK Komunikasi. Untuk mata pelajaran umum memang telah banyak bukunya. Tetapi, mata pelajaran kekhususan masih sedikit. Karena memang buku-buku tersebut selain harus ditulis oleh orang yang ahli juga memahami kaidah dan psikologi buku pelajaran. Bisa saja alumni atau dosen jurusan Informatika ITB menulis buku pelajaran. Tetapi, itu mesti dibarengi dengan karakteristik buku teks pelajaran. Bagi guru yang kuliah di FKIP tentunya mengetahui hal tersebut karena ada mata kuliahnya. Sementara, yang di luar FKIP akan kesulitan. Di sinilah diperlukannya, sinergitas penulis buku pelajaran dengan penulis non FKIP.

Ketiga, buku-buku pengayaan. Sebagaimana diketahui, selain buku teks pelajaran, pemerintah pun menggalakkan buku-buku pengayaan. Buku-buku pengayaan ini merupakan buku pendukung dan bahan bacaan penjelas atas buku-buku teks pelajaran yang ada. Misalnya, di buku Fisika dibahas mengenai black hole. Penulis bisa menulis tentang black hole dengan lebih lengkap, baik dari sisi kejadian maupun keajaibannya. Atau misalnya, dalam biologi mengenai keterputusan proses penciptaan manusia dari hewan air berkaki empat ke hewan darat berkaki dua. Penulis bisa mengulasnya lebih lengkap dengan data dan temuan terbaru.

Buku pengayaan bisa ditulis berdasarkan atas kurikulum yang telah ditetapkan. Pemerintah, setiap tahun mengadakan sayembara penulisan buku pengayaan. Mengenai ini, pembaca bisa mengakses situs Depdiknas.

Menulis buku pelajaran

Berikut beberapa tips yang diperlukan bagi siapa saja yang akan menulis buku teks pelajaran.

1. Pahami dan kuasai terlebih dahulu kurikulum. Meskipun kurikulum hampir setiap tahun berubah. Namun, itu menjadi acuan utama, agar isi buku nantinya tidak melenceng jauh dari kurikulum.

2. Menulislah buku teks berdasarkan latarbelakang pendidikan kita. Bila Anda lulusan Pendidikan Biologi menulislah buku teks pelajaran Biologi. Demikian pula bila Anda lulusan pendidikan agama Islam, menulislah buku PAI. Secara tidak langsung itu akan memudahkan Anda dalam menulis.

3.Bila Anda kesulitan menulis sendiri, mintalah kolega guru yang mengajar pelajaran yang sama untuk menulis bersama. Ini dimungkinkan, karena buku pelajaran membenarkan hasil karya beberapa orang.

4.Kirimkanlah ke pusat perbukuan bila memang ingin mendapatkan penilaian dan dibeli hak ciptanya oleh pemerintah. Atau bila dikirimkan ke penerbit, kirimkanlah ke penerbit yang memang menerbitkan buku pelajaran.

5. Bila telah diterima oleh penerbit. Pantau dan senantiasa berkomunikasi dengan penerbit sejauh mana perkembangannya. Agar bila nantinya tidak diterbitkan maka dapat dipindahkan ke penerbit lainnya.

6. Selain naskah, hendaknya disertai dengan foto-foto yang mendukung. Buku teks pelajaran sekarang ini tidak diperbolehkan untuk menggunakan ilustrasi berupa gambar (lukisan). Tetapi menggunakan foto. Dalam buku pelajaran olahraga, gerak dan contoh harus menggunakan foto. Demikian juga untuk menjelaskan mengenai tumbuhan.

7. Turutlah mengedit tulisan dengan editor penerbit. Karena ada juga penerbit yang tidak memiliki editor khusus buku pelajaran. Misalnya, nama-nama latin dalam pelajaran biologi misalnya, oriza sativa atau oriza satifa? Atau penulisan nama orang, apakah Archimides atau Archimedes?

8. Selain tulisan ada juga penanda atau lambang tertentu pada pelajaran tertentu. Misalnya tanda sigma, sinus, kubik, dll.

9. Apabila diperlukan, mintalah editor ahli dari pihak luar. Misalnya dari ahli bahasa untuk pelajaran bahasa, atau guru besar biologi, fisika, matematika, dll.

Oleh: Kelik Nursetiyo Widiyanto, disampaikan pada pendidikan dan pelatihan "Optimalisasi Daya Guna Teknologi Informasi dan Multimedia Bagi Peningkatan Kualitas Kompetensi Sumber Daya Guru" yang diselenggarakan oleh Lembaga Pustaka dan Informasi PW Muhammadiyah Jawa Barat, 7-9 Agustus 2009

11:26 pm | Posted in , | Read More »

Dakwah Harus Akrabi Internet

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), utamanya internet, jangan dipahami sebagai ancaman bagi berlangsungnya syiar Islam (baca: dakwah). Internet dalam konteks dakwah Islam mesti dijadikan media menyampaikan nilai, norma, pengetahuan, dan terbentuknya wawasan islami. Oleh karena itu, sebagai penyampai ajaran Islam, seorang da’i mesti memahami, mengetahui dan menguasai TIK guna memuluskan prosesi dakwah. Dengan demikian, pengguna internet dapat memperoleh informasi yang positif guna membimbingnya ke jalan yang diridhai Allah Swt.

Menurut Suparlan Suhartono, dalam buku Filsafat Ilmu Pengetahuan (2005) konsekuensi kemajuan di bidang teknologi informasi global mengakibatkan sistem komunikasi bersifat praktis, individual, private, bahkan masuk ke benak kaum “melek internet” tanpa ada sensor nilai-nilai sosial-kultural dan sosial-religius. Alhasil, dengan watak teknologi yang memiliki produktivitas tinggi ini berpengaruh pada terbentuknya pola sikap sekuler-hedonistik.

Sikap demikian, menurut hemat penulis, terjadi karena tidak seimbangnya informasi yang memuat nilai keagamaan di dunia maya (cyberspace). Sehingga nilai kebajikan yang terkandung dalam ajaran Islam terhijab nilai-nilai kehidupan sekularistik. Maka, realitas dakwah kekinian tak boleh menafikan bentuk komunikasi virtual. Di mana, praktik komunikasi tidak hanya terpaku pada pengertian tatap muka secara fisik saja. Dengan kemajuan sisi teknologi informasi, keniscayaan bahwa dakwah harus mulai memasuki kehidupan masyarakat “melek internet” yang mempraktikkan komunikasi virtual.

Manfaat internet

Kehadiran internet dalam kehidupan manusia modern, dapat dimanfaatkan untuk mengubah “sikap hidup” dan “keterampilan untuk hidup”. Sebab, secara praktis, para pengguna internet (user) sedang “belajar melakukan”. Mereka juga sedang menambah pengetahuan dengan cara mencari informasi tanpa beranjak dari meja dan kursi (belajar tentang). Terakhir, dengan internet mereka sedang belajar mempraktikkan dan belajar tentang pelbagai teori, sehingga dapat dipastikan jika itu akan mengubah sikap dan keterampilan hidup pemakai internet.

Para pengguna internet tentunya akan bersikap hedonistik ketika secara kultural berselancar (surfing) tanpa ada pegangan nilai-nilai normatif, baik diambil dari etika normatif maupun yang diambil dari etika kreatif (metaetika). Penulis pikir, aktivis dakwah Islam perlu melakukan upaya pembentukan gerakan internet sehat di kalangan jamaahnya. Tujuannya agar tidak terjebak pada reifikasi (pemberhalaan) seksualitas demi mencari keuntungan ekonomis lewat bisnis yang menggerus umat manusia ke arah abjeksi moral.

Dengan jumlah pengguna internet sekitar 30 juta atau 15 persen dari 240 penduduk Indonesia, terdapat generasi Islam yang membutuhkan panduan nilai etika. Di dalam Al-Quran Allah SWT berfirman, “Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya” (QS Al-Jaasiyah: 23). Berarti, etika harus dimasukkan ke benak pengguna internet, yang punya peluang besar memanfaatkan internet sebagai media mengakses hal-hal pornografis. Tugas organisasi Islam di Indonesia adalah membuat pertahanan diri lewat penggodogan format etika bagi masyarakat “melek internet”. Kemajuan teknologi dan sains tidak lantas menjadikan umat Islam sebagai manusia biadab dan tak beradab.

Formulasi dakwah Islam

Islam sebagai agama yang menjunjung tinggi moral-etika sewajibnya memberikan panduan etis dalam menggunakan media internet. Maka model dakwah Islam mestinya diformulasikan secara tepat dengan memanfaatkan akses internet agar umat Islam dapat memeroleh informasi keislaman secara imbang.

Diharapkan bentuk dakwah virtual dapat memproteksi user agar memiliki pijakan moral dan nilai ketika berselancar (surfing). Sebab, akan berbahaya ketika internet didominasi laman website yang menghadirkan hal-hal pornografis, sehingga membuat pengguna muslim terkurung abjeksi moral dan kian degradatif.

Pelatihan internet oleh komunitas Santri Indigo, merupakan bentuk perlawanan atas nilai sekularistik di dunia maya. Kegiatan ini juga dapat berposisi sebagai upaya pembentukan etika literacy bagi pengguna internet dan harus mulai dilakukan organisasi Islam. Pihak ormas Islam pun pada posisi demikian, mesti tanggap terhadap arus globalisasi informasi yang sedemikian cepat meracuni pola pikir manusia modern. Sebab, merespon perkembangan atau kemajuan teknologi informasi dan komunikasi adalah keniscayaan.

Dakwah Islam dalam konteks ini dapat berupa penyadaran kolektif lewat pelatihan internet sehat untuk setiap jamaah. Alhasil, ketika mereka mengakses internet di rumahnya, akan melakukan bimbingan pada anaknya agar memanfaatkannya secara sehat. Sebab, di era cyberspace, setiap bentuk seksualitas dapat dijadikan alat pemenuh kebutuhan ekonomi kaum kapitalis (libidonomics). Sehingga, setiap orang yang tidak memiliki landasan etika penggunaan internet akan terjebak pada logika konsumer pasif dunia “esek-esek”. Akibatnya, dapat meracuni pola sikap, tindakan dan pemikiran ke arah laku indivdualis-amoral-liberalis.

Pemblokiran situs porno merupakan langkah awal mencegah terdegradasinya moralitas generasi muda. Namun, akan lebih kokoh lagi jika ulama atau tokoh masyarakat memberikan arahan kepada mereka seputar nilai-nilai etis dalam menggunakan internet. Karena itulah, pendakwah yang melek internet sangat dibutuhkan sekarang ini. Kalau pendakwah menutup diri dari kemajuan teknologi informasi ini, layak mencamkan pepatah Ali Syari’ati, “….semakin tinggi perkembangan sains dan teknologi, maka semakin tinggi pula manusia menuju kebiadaban”. Wallahua’lam

Oleh: SUKRON ABDILAH, Mantan Ketua LPI PC IMM Kota Bandung 2005-2006.

11:18 pm | Posted in | Read More »

Jalan Lain Menuju Kejayaan

Oleh: Zain Maulana, Ketua Bidang Hikmah DPP IMM
Sudah dapat diduga bahwa pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Mabes TNI Cilangkap, Rabu (1/9), akan sama seperti pidato-pidato sebelumnya yang terlalu diplomatis-melankolis. Pidato itu sangat tidak diharapkan rakyat Indonesia karena tidak memuat pernyataan-pernyataan tegas atau pesan-pesan mengancam kepada Pemerintahan Malaysia untuk meningkatkan posisi tawar Indonesia di mata Malaysia. Pidato itu sangat minim memuat langkah-langkah strategis yang harus dilakukan Pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan konflik tersebut. Presiden hanya menyampaikan semacam berita dan urutan kejadian berbagai peristiwa yang terjadi dalam hubungan bilateral kedua negara. Dalam pidato yang tidak tegas ini, dapat dipastikan bahwa tindakan politik luar negeri Pemerintah Indonesia juga akan mengambil jalan aman untuk menghindari ketegangan.

Melihat sikap ini, Presiden sebagai seorang kepala negara sekaligus pemerintahan sepertinya ingin tampil sebagai seorang yang rasional dalam mempertimbangkan untung dan rugi dalam penyelesaian konflik tersebut. Pilihan rasional itu menuntun Presiden tetap memilih jalan diplomasi lunak untuk menyelesaikan konflik di antara kedua negara.

Indonesia saat ini termasuk salah satu negara yang sangat menghindari peperangan dalam penyelesaian sengketa dengan negara lain. Dalam tatanan hubungan antarnegara, perang pada dasarnya merupakan salah satu bentuk cara sebuah negara dalam melakukan hubungannya dengan negara lain. Dalam politik internasional yang anarki, di mana negara satu-satunya entitas berdaulat yang memiliki kekuatan dan kehendak ini, maka perang sangat mungkin terjadi di antara negara mana pun di dunia.

Perang itu sendiri bukan sesuatu yang serta-merta harus dihina meskipun semua negara saat ini selalu berusaha untuk menghindarinya karena dampaknya yang sangat luar biasa bagi negara yang terlibat peperangan. Pilihan Indonesia menghindari perang setidaknya disebabkan oleh tiga alasan utama. Pertama, perang akan menelan biaya yang tidak sedikit. Di tengah kondisi sosial masyarakat yang masih sangat memprihatinkan, perang hampir mustahil dilakukan.

Kedua, dampak perang yang buruk bagi kehidupan bangsa dan negara membuat perang juga tidak akan menjadi pilihan Pemerintah Indonesia. Ketiga, sistem demokrasi di Indonesia membuat keputusan untuk berperang dengan negara lain menjadi lebih rumit. Keputusan berperang itu harus melalui proses politik yang panjang, di mana seorang presiden harus mendapatkan persetujuan DPR sebelum perang benar-benar dilakukan. Seperti yang kita ketahui bahwa proses politik di Dewan pada umumnya akan berlangsung sangat lama dan rentan terjadi intrik-intrik politik dalam kasus ini.

Perimbangan kekuatan

Dengan alasan inilah perang sangat mustahil menjadi pilihan Pemerintah Indonesia dalam menyelesaikan masalah ini. Meskipun demikian, ada satu hal yang harus disadari oleh pemerintah, hubungan bilateral di antara kedua negara tidak selalu harus dibangun berdasarkan kerja sama dengan asumsi rasa saling percaya.

Dalam melihat politik antarbangsa, Pemerintah Indonesia seharusnya tidak terkurung dalam persepsi kerja sama bahwa negara lain pasti akan bersikap baik dalam melakukan hubungan antarnegara ataupun dalam menciptakan situasi politik yang damai. Di luar kerja sama, setiap negara, terutama yang berada dalam satu kawasan, boleh saja lebih mengedepankan model perimbangan kekuatan (balance of power) sebagai cara untuk mengatur hubungan di antara keduanya. Pada model ini, setiap negara bangsa akan selalu meningkatkan kekuatan militer, ekonomi, dan politiknya hingga kedua negara mencapai tingkat kekuatan yang relatif seimbang. Tujuannya bukan untuk konfrontasi, melainkan agar kedua negara saling menahan diri untuk tidak bersikap provokatif, apalagi melecehkan negara lain.

Konsep ini dapat menjadi model alternatif bagi Indonesia yang selalu dirugikan dan direndahkan oleh Pemerintah Malaysia. Model ini akan mencegah tindakan provokatif dan politik merendahkan oleh Pemerintah Malaysia terhadap Indonesia. Sebab, jika kekuatan di antara dua negara berada pada posisi seimbang, Pemerintah Malaysia akan berpikir secara rasional dalam menghitung untung dan rugi atas tindakannya terhadap Indonesia.

Selain itu, model ini juga dapat memicu Pemerintah Indonesia menjadi lebih progresif untuk meningkatkan kemampuan ekonomi, politik, dan militer, terutama di wilayah-wilayah perbatasan. Dengan demikian, meskipun diplomasi tetap penting bagi Indonesia, masih banyak jalan lain menuju kejayaan.

Sumber: http://www.imm.or.id/index.php/pimpinan-pusat/39-artikel/58-jalan-lain-menuju-kejayaan

10:19 pm | Posted in | Read More »

PP Muhammadiyah Galang Dana Kemanusiaan

Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengajak kepada Pimpinan Wilayah, Daerah, Cabang, Ranting, Amal Usaha, anggota, simpatisan, dan masyarakat umum untuk mengerahkan/menggalang bantuan dana bagi saudara-saudara kita yang tertimpa musibah banjir bandang di Wasior Papua Barat, gempa dan tsunami di Mentawai Sumatera Barat, dan korban letusan gunung merapi di DIY dan Jawa Tengah, dan daerah-daerah lain.

Bantuan dana dapat disalurkan melalui rekening atas nama Pimpinan Pusat Muhammadiyah:
  • MUAMALAT Cabang Yogyakarta Rek. 531-000-5115
  • MANDIRI SYARIAH Cabang Yogyakarta Rek. 155-000-3000
  • BTN SYARIAH Cabang Yogyakarta Rek. 704-1000-666
  • BNI SYARIAH Cabang Yogyakarta Rek. 154-594-270
  • BRI  SYARIAH Cabang Yogyakarta Rek. 708-33-41-0486-9
  • BANK NIAGA SYARIAH Cabang Yogyakarta Rek. 508-01-0005-002
Himbauan tersebut tertuang dalam surat edaran nomer 09/EDR/I.0/A/2010. Dalam rangka memudahkan memudahkan pendataan, maka kami mintakan kepada para donatur dan kalayak untuk dapat memberitahukan kepada PP Muhammadiyah, baik melalui telpon, fax atau email yang disertai dengan bukti transfer. (No fax PP Muhammadiyah (0274)553137 - No telp (0274)553132

3:50 pm | Posted in , | Read More »

Muhammadiyah Blitar Kirim 60.000 Telur ke Sleman

SURABAYA, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Blitar, Jawa Timur, mengirimkan bantuan 4 ton atau sekitar 60.000 butir telur untuk membantu korban Gunung Merapi di wilayah Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

"Bantuan itu sudah dikirim pada hari Selasa (2/11) malam bersama 60 lembar tikar lipat. Semoga bermanfaat," kata Sekretaris PW Muhammadiyah Jatim H Nadjib Hamid S.Sos kepada ANTARA di Surabaya, Rabu.

Ia mengaku fungsionaris PDM Kabupaten Blitar Aziz yang berada di Sleman menyerahkan bantuan itu melaporkan bantuan itu sudah tiba di Sleman pada Rabu (3/11) pagi.

"Pak Aziz bilang bantuan itu merupakan bantuan dari PDM Kabupaten Blitar yang pertama kalinya dan masyarakat setempat kayaknya masih membutuhkan lagi," tuturnya.

Menurut dia, PWM Jatim memang menggalang bantuan dana, barang, dan relawan ke empat titik pengungsi di kawasan Merapi yakni Hargobinangun, Glagah Harjo, Purwo Binangun, dan Sleman.

"Bantuan barang dan relawan itu dikirim langsung ke empat titik itu, kecuali bantuan dana yang dihimpun PWM Jatim, seperti halnya bantuan dana untuk korban gempa Padang tahap kedua sebesar Rp500 juta yang dikirim sebelum Merapi meletus," paparnya.

Namun, bantuan barang dan relawan kesehatan langsung bergabung dengan tim posko kesehatan di lokasi pengungsian.

"Yang jelas, di Jatim ada 28 rumah sakit yang mengirimkan dokter dan tenaga medis secara bergantian yakni lima dokter/medis per rumah sakit untuk setiap minggu," katanya.

3:41 pm | Posted in , | Read More »

Idul Adha 16 September 2010

YOGYAKARTA, Muhammadiyah melalui Maklumat PP Muhammadiyah nomor: 05/MLM/I.0/E/2010, telah menetapkan awal Ramadhan, 1 Syawwal, dan 1 Dzulhijjah 1431H, termasuk di dalamnya adalah penetapan tanggal 10 Dzulhijjah atau hari Idul Adha.

Dalam surat yang ditandatangani oleh ketua umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, dan sekretaris umum Agung Danarto tersebut, juga berisi himbauan berkenaan dengan ibadah pada bulan Ramadhan. Bersamaannya bulan Ramadhan dengan hari kemerdekaan Republik Indonesia, juga menjadi bagian himbauan Maklumat PP Muhammadiyah untuk selalu menjadikan diri sebagai manusia yang merdeka, bebas dari belenggu-belenggu kehidupan dan pada akhirnya menjadi manusia yang seutuhnya.

Maklumat PP Muhammadiyah yang tertanggal 16 Juli 2010 tersebut, mengumumkan bahwa 1 Ramadhan 1431H, akan jatuh pada hari Rabu, 11 Agustus 2010, dan 1 Syawwal 1431H, pada hari Jum’at 10 September 2010. Untuk 1 Dzulhijjah 1431H, Muhammadiyah mengumumkan akan jatuh pada hari Sabtu 6 November 2010, yang berarti Idul Adha atau 10 Dzulhijjah 1431H akan jatuh pada hari Selasa 16 November 2010. 

3:36 pm | Posted in | Read More »

Bank Syariah Bukopin Maksimalkan Amal Usaha Muhammadiyah

BANDUNG,  PT Bank Syariah Bukopin menyelenggarakan acara Customer Gathering dengan Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat yang ditandai dengan penyerahan kenang – kenangan dari Direktur Utama Bank Syariah Bukopin Riyanto kepada Ketua PP Muhammadiyah Prof. Dr.H.M Din Syamsudin, MA  di  Hotel Takashimaya, Jl.Grand Hotel N0.35 Lembang – Bandung.. 

“Acara ini adalah salah satu program kita untuk terus meningkatkan silaturrahmi dengan shareholder maupun stakeholder Bank Syariah Bukopin (BSB),” ungkap Riyanto.

Lebih lanjut Riyanto menjelaskan dalam mengali potensi pembiayaan dan penghimpunan dana pihak ketiga, BSB membuat program khusus untuk eksistensi dan potensi amal usaha Muhammadiyah sebagai asset Persyarikatan Muhammadiyah yang banyak tersebar di beberapa wilayah Indonesia.

Program yang dikemas untuk amal usaha Muhammadiyah melalui, pembiayaan kepada Amal Usaha Muhammadiyah (Rumah Sakit, Pendidikan, dll) serta program funding untuk penghimpunan dana Amal Usaha  Muhammadiyah serta penggembangan ke depan dengan program antara lain pengelolaan keuangan (cash management), payment point, jaringan outlet, BSB sebagai bank operasional Muhammadiyah, pengembangan lembaga keuangan mikro, dan pengembangan dana-dana sosial (CSR dan LAZIS).

“Kami akan lebih berperan aktif dalam mengelola potensi yang ada dilingkungan Persyarikatan Muhammadiyah dengan menawarkan produk – produk yang beragam,” tuturnya.

Produk Bank Syariah Bukopintelah diperkenalkan ke masyarkat berupa Tabungan iB SiAga , Tabungan iB SiAga Bisnis, Tabungan iB Rencana, TabunganKu iB, Tabungan iB Haji, Deposito iB, dan Giro iB. Sementara layanan pembiayaan bisa melalui iB Jual-Beli (murabahah), iB bagi Hasil (musyarakah), iB bagi hasil (mudharabah), iB investasi terikat (mudharabah muqayyadah), iB K3A Pola Syariah, iB Pemilikan Rumah, iB Pemilikan Mobil,  iB KPPA-Relending, iB Perjalanan Haji, iB Jaminan Tunai, dan iB Istishna parallel.  Sementara produk jasa (service) yang ditawarkan Bank Syariah Bukopin yaitu Kartu ATM SiAga,  Kartu SiAga , Visa Elektron, SMS Banking, Internet Banking, Phone banking, Save deposit box, Transfer, Kliring, Inkaso, RTGS, Payment point, dan SKBDN iB.

“Khusus layanan cash management kami akan memberikan layanan perbankan elektronis yang memudahkan nasabah dalam melakukan  akses inquiry saldo dan transaksi secara Real Time On-Line. Layanan ini dilakukan melalui terminal komputer dari lokasi usaha masing-masing sehingga pengelolaan keuangan menjadi lebih efektif, efisien dan tersentralisasi,” jelas Riyanto.

Dengan langkah Strategis pengembangan usaha berupa penggabungan Unit Usaha Syariah PT Bank Bukopin Tbk. ke dalam Bank Syariah Bukopin serta  pengembangan usaha terpadu lainnya, Hingga bulan Mei tahun 2010, Bank Syariah Bukopin berhasil memperoleh laba bersih sebesar Rp 4,6 miliar Jumlah tersebut meningkat sebesar 181% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya  rugi Rp 5,7 miliar.

Sementara itu, dari sisi neraca, Total Aset bulan Mei 2010 meningkat sangat signifikan sebesar 170% atau sebesar Rp 1,2 triliun dari bulan Mei tahun 2009 sebesar Rp 692 miliar menjadi Rp 1,9 triliun pada bulan Mei 2010.

Dana pihak ketiga pada bulan Mei 2010 meningkat sangat signifikan sebesar 496% atau Rp 1,1 triliun dari sebelumnya bulan Mei tahun  2009 sebesar Rp 228 miliar menjadi Rp 1,4 triliun pada bulan Mei 2010.

Pembiayaan hingga bulan Mei 2010 meningkat sangat signifikan sebesar 530% , atau sebesar Rp 1,1 triliun dari sebelumnya bulan Mei 2009 sebesar Rp216  miliar menjadi Rp1,4 triliun pada bulan Mei 2010.

Sedangkan rasio CAR dapat terjaga pada level 13% masih di atas ketentuan Bank Indonesia yang sebesar 8%, walaupun lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya, sebagai konsekuensi dari naiknya jumlah Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) sebagai dampak peningkatan volume usaha yang lebih besar.

Sementara rasio - rasio keuangan lainnya juga menunjukkan kondisi yang baik, seperti ROA sebesar 0,59%, ROE 7,6 %  dan NPF sebesar  3,88%.

Kesuksesan yang diraih Bank syariah bukopin, baik dalam hal kinerja keuangan maupun pengakuan dari pihak eksternal, merupakan output atas dedikasi, kerja keras, penuh komitmen dari jajaran manajemen, karyawan, maupun kepercayaan yang diberikan nasabah serta stakeholders. Terbukti, selama tahun 2009, Bank Syariah Bukopin telah memperoleh penghargaan – penghargaan, antara lain The Best Banking Shariah of the Year 2009 dari  Indonesia Moslem Award; The Most Comportable Office & Service Excellence For Shariah Banking Industry   dari Majalah Property & Bank.; Peringkat Kedua dalam kategori “The Best Service Quality Bank Syariah, Peringkat pertama The Best Teller Bank Syariah, Peringkat Kedua ”The Most Convenience Musholla , dan Peringkat Ketiga “The Most Conveniece ATM” dari Karim Business Consulting, serta  The Banking Efficiency Award dari Bisnis Indonesia.  Pada 8 Maret 2010, BSB mendapat penghargaan dari International Business & Company Award 2010 sebagai Best Company in Banking Syariah of The Year. “Awal Maret tahun ini Kami menerina penghargaan dari International Business & Company Award 2010 sebagai Best Company in Banking Syariah of The Year,” tuturnya.

Dengan mengedepankan layanan yang berkualitas kepada nasabah melalui seluruh jaringan distribusi yang kami miliki, Riyanto optimistis Bank Syariah Bukopin akan terus tumbuh dan bersinegi dengan Amal Usaha Muhammadiyah. Kami selalu berupaya untuk mejadi bank syariah pilihan dengan pelayanan terbaik dan terus memberikan nilai tambah kepada stakeholder.

3:33 pm | Posted in | Read More »

Muhammadiyah Mengelola Pengungsi Hingga Angka 30.130 Orang

YOGYAKARTA, Pasca Erupsi Kamis malam (4/11/2010) penduduk di lereng Merapi di dalam radius 20 KM dari puncak  harus mengungsi. Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga  Selasa  pagi(09/11/2010) mencatat jumlah pengungsi yg tersebar di sekitar Merapi mencapai jumlah 320.090 orang.  Sejumlah 30.130 orang dianantaranya (sekitar sepuluh persen) memadati lokasi pengungsian yang dikelola oleh warga Muhammadiyah.

Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) mencatat jumlah pengungsi pada lokasi pengungsian yang dikelola warga Muhammadiyah kecenderungannya bertambah. Kenaikan terbesar ada di Kabupaten Sleman Yogyakarta dan Klaten di Jawa Tengah. Di wilayah Sleman Muhammadiyah mengambilalih pengelolaan yang sebelumnya barak-barak pengungsian hanya dikelola oleh pemerintah. Sementara di Magelang, lokasi pengungsian yg dikelola warga Muhammadiyah sudah mundur ke selatan Kota Muntilan, Ngluwar dan sekitar Borobudur sama dengan di Yogyakarta yang tidak saja berkonsentrasi di Sleman, namun juga sudah memasuki Kabupaten Bantul yang terkonsentrasi di kampus UMY, serta kota Yogyakarta, Kulon Progo dan Gunung Kidul yang jaraknya cukup jauh.

Konsentrasi  pengungsi di Kabupaten Klaten saat ini, terkumpul di lokasi pengungsian Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Basin Kebonarum  dan sekitarnya yang menembus  angka 2000 orang. Pengungsian yang dikelola warga secara swadaya ini warga ini dilengkapi dapur umum. Kekhawatirannya, persediaan logistik  terbatas, termasuk juga tempat tinggal yang saat ini sudah menggunakan rumah warga di sekitar sekolah tersebut. Menurut koordinator tim Psikososial MDMC, Sriyono, yang perlu diperhatikan juga aktifitas belajar mengajar di madrasah itu yang terganggu.

Selain itu, 1420 pengungsi juga terkonsentrasi di  lokasi pengungsian yang dikelola oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Jatinom, Klaten. Banyak pengungsi yang datang dari arah Boyolali, dan mengungsi ke Jatinom. Senin malam, (08/11/2010) datang 700 pengungsi ke Tulung, sebuah kecamatan di timur Jatinom. Mendadak warga Muhammadiyah di lokasi itu mendirikan posko dan mengelola pengungsian untuk menolong mereka. Bantuan beras, lauk pauk, dan air minum kemasan sangat dibutuhkan di lokasi-lokasi ini.(mac)

3:30 pm | Posted in , , | Read More »

Buya Syafi'i: Bersahaja dan Kritis

Di bawah kepemimpinnya, Muhammadiyah menunjukkan kemitmen keislaman dan kebangsaan yang kuat. Ahmad Syafi'I Ma'arif, Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, memang dikenal sebagai seorang tokoh dan ilmuwan yang mempunyai komitmen kebangsaan yang kuat. Sikapnya kritis, tegas, dan bersahaja. Ia tidak segan-segan mengkritik sebuah kekeliruan, meskipun yang dikritik itu adalah temannya sendiri.

Salah satu yang pernah kena kritik adalah Amien Rais, ketika sedang "berseteru" dengan Gus Dur. Ia mengharapkan kepada Amien supaya dapat bersikap tepo seliro. "Janganlah mengeluarkan kritikan kepada pihak lain, termasuk Gus Dur, dengan kalimat-kalimat yang terlalu tajam," ujarnya, dikutip Kompas, 18 April.

Lahir di Sumpurkudus, Sumatera Barat, 31 Mei 1935. Sejak kecil ia hidup dalam lingkungan keislaman yang kental. Lulus dari Ibtidaiyah Sumpurkudus, ia melanjutkan ke Madrasah Muallim Lintau, Sumbar, kemudian pindah ke Yogyakarta di sekolah yang sama. Ia memang mengambil seluruh pendidikan menengahnya di Mualimin Muhammadiyah. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya ke Fakultas Hukum Universitas Cokroaminoto, Solo, hingga memperoleh gelar sarjana muda. Kemudian ia melanjutkan ke IKIP Yogyakarta, dan memperoleh gelar sarjana sejarah.

Selanjutnya, bekas alktivis HMI ini, terus meneruskan menekuni ilmu sejarah dengan mengikuti program master di Departemen Sejarah Universtias Ohio, AS. Sementara gelar doktornya diperoleh dari Program Studi Bahasa dan Peradaban Timur Dekat, Universitas Chicago, AS, dengan disertasi "Islam as the Basis of State: A Study of the Islamic Political Ideas as Reflected in the Constituent Assembly Debates in Indonesia."

Selama di Chicago inilah, anak bungsu di antara empat bersaudara ini, terlibat secara intensif melakukan pengkajian terhadap Al-Quran, dibimbing oleh seorang tokoh pembaharu pemikiran Islam, Fazrul Rahman. Di sana pula, ia kerap terlibat diskusi intensif dengan Nurcholish Madjid dan Amien Rais yang sedang mengikuti pendidikan doktornya.

Kini, selain mengurus Muhammadiyah, guru besar IKIP Yogyakarta ini, juga rajin menulis, di samping menjadi pembicara dalam sejumlah seminar. Sebagian besar tulisannya adalah masalah-masalah Islam, dan dipublikasikan di sejumlah media cetak. Selain itu, ia juga menuangkan pikirannya dalam bentuk buku. Bukunya yang sudah terbit, antara lain, berjudul "Dinamika Islam" dan "Islam, Mengapa Tidak?", kedua-duanya diterbitkan oleh Shalahuddin Press, 1984. Kemudian "Islam dan Masalah Kenegaraan", yang diterbitkan oleh LP3ES, 1985.

Menikah dengan Nurkhalifah, ia ayah seorang anak laki-laki. Ia menggemari olah raga tenis meja, bulu tangkis, catur, di samping menonton sepak bola dan menembak burung. (Tokoh Indonesia/dari berbagai sumber, terutama Tempo interaktif)

****

ACHMAD SYAFII MAARIF dilahirkan pada 31 mei 1935 di sebuah desa udik di Sumpurkudus, Sumatra Barat, sebuah daerah yang sumber penghasilannya dari perdagangan serba kecil dan tani. Putra Bungsu dari empat bersaudara pasangan Ma'rifah Rauf dan Fathiyah ini, waktu ecilnya mempunyai hobi menjala, memancing ikan dan menembakd dengan 'bedil' angin. Disamping itu dia juga aktif berolah raga joging, badminton serta tenis meja, tapi sekarang yang tersisa hanya joging dan Badminton
 
Sebelum meraih Ph.D di Chicago, Syafii kecil memulai pendidikannya di sekolah rakyat neegri, tetapi tidak punya ijazah, sebab masih zaman revolusi, dan merangkap di Madrasah Mualimin Lintau, Sumatra Barat sampai kelas tiga. Sebelum ke Lintau dia nggangur tiga tahun karena revolusi, kemudian dia belajar di Mualimin Yogjakarta sampai selesai
 
Lulus di Yogyakarta di ditugaskan ke Lombok Timur sebagai pengajar sekolah Muhammadiyah selama satu tahun, lalu pindah ke Jawa memulai belajar di FKIP Cokroaminoto Solo sampai sarjana muda pada usianya 29 tahun, di kampus inilah dia aktif di HMI cabang Solo dan menjadi ketua bidang pendidikan HMI cabang Solo periode 1963-1964. Dan pada tahun 1968 menyelesaikan sarjananya di FKIP Yogyakarta. Kemudian, meninggalkan Indonesia untuk belajar sejarah pada program master di universitas Ohio, AS
 
Guru besar UNY Yogyakarta ini jugapernah menjadi dosen pasca sarjana IAIN Yogyakarta. Dan sebelumnya terpilih menjadi ketua PP Muhammadiyah pada 1999-2004, tokoh yang juga pernah aktif di GPII dan pemuda Muhammadiyah, menggantikan Amien Rais yang memilih serius di partai politik PAN, walapun sesuasan sangat menyedihkan saat dua putranya, hanya tinggal Muhammad Hafizh yang baru selesai S2 di Roterdam Belanda jurusan Manajemen perkotaan (S.J Arifin 2004.Elkasa)
VISI Dunia International
 
Syafii berpendapat bahwa bangsa Indonesia harus lebih mengintensifkan dengan Masyarakat Eropa, khususnya Belanda dan Jerman. Alasannya pertama; mereka telah banyak membantu Indonesia, dan masa depan mereka bisa menjadi 'kompetitor' Amerika Serikat dan ini adalah asas paling penting bagi politik luar negeri Indonesia, walapun pendapat ini dimungkinkan para diplomat EU selalu memberikan 'Conflict manajement' pada anti Amerika dan Israel, sehingga, yang terjadi di Jakarta bahwa gerakan anti-semitic dan Israel telah mendapat dukungan dan pengaruhnya dari para kebijakan kebijakan anggota EU dan para diplomatnya (S.J Arifn 2004) dari sinilah gerakan anti semitic berkembang dan mendapat dukungan dari para deplomat EU di Jakarta
 
Maarif, yang juga akrab dengan panggilan Syafii, ahli di bidang pemikiran Islam. Ia mengambil seluruh pendidikan menengahnya di Mualimin Muhammadiyah. Mula-mula di Lintau, Sumatera Barat, kemudian di Yogyakarta. Setelah mengambil pendidikan FKIP Cokroaminoto Surakarta di Solo, ia kembali ke Yogyakarta untuk menyelesaikan FKIS IKIP, 1968. Syafii juga bekas aktivis HMI Surakarta. Saat ini Pak Syafii juga menjabat sebagai Ketua PP Muhammadiyah

Anak bungsu di antara empat bersaudara ini kemudian pergi ke AS untuk mendalami ilmu pemikiran Islam pada Universitas Chicago, Illinois. Di sanalah ia meraih gelar doktor pada 1982, dengan disertasi Islam as the Basis of State: A Study of the Islamic Political Ideas as Reflected in the Constituent Assembly Debates in Indonesia
Maarif rajin berseminar dan menulis, dan sebagian besar karangannya mengenai Islam. Bukunya antara lain berjudul Dinamika Islam dan Islam, Mengapa Tidak? kedua-duanya diterbitkan oleh Shalahuddin Press, 1984. Kemudian Islam dan Masalah Kenegaraan, yang diterbitkan oleh LP3ES, 1985.

Sebagai kolumnis, dosen Pasca-Sarjana IAIN Yogyakarta yang sehari-harinya mengajar di FP IPS IKIP Yogyakarta ini menulis artikel di majalah Panji Masyarakat, Suara Muhammadiyah, Genta, di samping di harian Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta.

Menikah dengan Nurkhalifah, ia ayah seorang anak laki-laki. Ia menggemari olah raga tenis meja, bulu tangkis, catur, di samping menonton sepak bola dan menembak burung. 

Sumber :  www.hamline.edu

3:18 pm | Posted in , | Read More »

"Hujat" Nabi, Perempuan Ini Dihukum Mati

ISLAMABAD, Seorang perempuan Kristen dijatuhi hukuman gantung di Pakistan setelah dinyatakan bersalah karena menghujat Nabi Muhammad. Asia Bibi, nama perempuan yang merupakan ibu dari lima anak dan berusia 45 tahun, itu menyangkal telah melakukan hujatan tersebut. Kepada para penyelidik ia mengatakan bahwa dirinya dianiaya karena imannya di negara di mana orang Kristen secara rutin menghadapi pelecehan dan diskriminasi.

Kelompok-kelompok Kristen dan para aktivis hak asasi manusia (HAM) mengecam vonis yang dijatuhkan pada hari Senin (8/11/2010) itu dan menyerukan agar undang-undang tentang penghujatan di Pakistan dicabut. Para pendukung Bibi mengatakan, dia sekarang akan mengajukan banding terhadap hukuman yang dijatuhkan di sebuah pengadilan lokal di kota Sheikhupura, dekat Lahore, Pakistan, tersebut.

Ashiq Masih, suaminya, mengatakan, ia tidak sampai hati untuk memberitahukan putusan pengadilan itu kepada dua dari lima anak mereka. "Saya tidak memberitahukan kepada dua anak perempuan saya yang lebih muda tentang putusan pengadilan itu," katanya. "Mereka bertanya kepada saya berkali-kali tentang ibu mereka, tetapi saya tidak punya keberanian untuk memberi tahu mereka bahwa hakim telah menghukum ibu mereka dengan hukuman mati untuk kejahatan yang dia tidak pernah lakukan." Bibi telah ditahan di penjara sejak Juni tahun lalu.

Dalam sidang pengadilan, berdasarkan kesaksian Bibi, diungkapkan bahwa dia sedang bekerja sebagai buruh tani di ladang bersama para perempuan lain ketika ia diminta untuk mengambil air minum. Sejumlah perempuan lain—semuanya Muslim—menolak untuk minum air itu karena dibawa oleh seorang Kristen dan karena itu dinilai "najis". Insiden ini terlupakan sampai beberapa hari kemudian ketika Bibi mengatakan dia diserang massa. Polisi lalu dipanggil dan Bibi dibawa ke kantor polisi demi keselamatan dirinya.

Shahzad Kamran dari Sharing Life Ministry Pakistan, sebagaimana dikutip Dailymail, mengatakan, "Polisi berada di bawah tekanan dari massa Muslim, termasuk para ulama, yang meminta Asia dibunuh karena ia telah berbicara buruk tentang Nabi Muhammad. Jadi, setelah polisi menyelamatkan nyawanya, mereka kemudian mendaftarkan kasus penghujatan terhadap dirinya." Dia menambahkan, Bibi telah diisolasi selama lebih dari satu tahun sebelum dijatuhi hukuman mati pada hari Senin itu. "Sidang pengadilan ini jelas," katanya. "Dia tidak bersalah dan dia tidak mengatakan kata-kata itu."

Kelompok-kelompok HAM percaya, hukum sering digunakan untuk melakukan diskriminasi terhadap agama minoritas, seperti terhadap orang Kristen yang jumlahnya diperkirakan sekitar tiga juta orang di negeri itu. Meskipun belum ada yang pernah dieksekusi berdasarkan undang-undang penghujatan Pakistan, kebanyakan dibebaskan pada tingkat banding, sebanyak 10 orang diperkirakan telah dibunuh ketika masih berada dalam proses di pengadilan.

Ali Hasan Dayan dari Human Rights Watch mengatakan, undang-undang penghujatan bertentangan dengan jaminan terhadap HAM dalam konstitusi Pakistan, dan karena itu undang-udang itu harus dicabut. "Ini merupakan undang-undang cabul," katanya. "Pada dasarnya undang-undang penghujatan digunakan sebagai alat penganiayaan dan untuk menempatkan nilai lain yang tidak ada hubungannya dengan agama. Itu membuat agama minoritas sangat rentan karena (undang-undang itu) sering digunakan untuk melawan mereka."

3:11 pm | Posted in , | Read More »

Ada Distorsi Cita-Cita

JAKARTA-' Saat ini telah terjadi deviasi dan distorsi terhadap cita-cita nasional seperti yang termaktub dalam Undang-Undang Dasar 1945. Kehidupan politik juga karut-marut karena kepemimpinan nasional yang tidak transformatif dan lambannya alih kepemimpinan.

Demikian disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin ketika bertemu Ketua MPR Taufiq Kiemas dan jajaran pimpinan MPR lainnya, Jumat (12/11) di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta.

Dalam pertemuan itu Din menyerahkan pemikiran dan keputusan Muktamar Satu Abad Muhammadiyah yang digelar 3-8 Juli 2010 di Yogyakarta. ”Kami menyampaikan ini sebagai refleksi tanggung jawab kebangsaan. Muhammadiyah tidak kenal lelah berkiprah untuk bangsa dan negara, bagaimanapun cuaca politiknya,” kata Din.

Din menegaskan, Muhammadiyah mendukung empat pilar kehidupan berbangsa, yaitu Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika. Islam juga mendorong demokrasi. Namun,

demokrasi yang tidak disertai etika, supremasi hukum, dan kepemimpinan yang kuat akan menimbulkan sejumlah masalah.

”Saat ini terjadi distorsi dan deviasi cita-cita nasional yang telah dirumuskan para pendiri bangsa. Ini disebabkan kita tidak mampu menerjemahkan cita-cita itu dan mengatasi globalisasi,” papar Din.

Untuk itu Muhammadiyah mendesak segera dikembalikannya kehidupan bangsa ke cita-cita nasional. Untuk itu, di bidang politik, konsolidasi demokrasi mendesak segera dilakukan. Caranya, antara lain, dengan penyederhanaan partai politik, penegasan sistem presidensial, serta penataan kembali hubungan antara pemerintah pusat dan daerah.

”Kita juga sudah waktunya mempersiapkan sistem suksesi kepemimpinan nasional agar alih kepemimpinan pada Pemilu 2014 dapat berlangsung demokratis, damai, adil, dan konstitusional. Kampanye pemilu harus dibatasi pada hal-hal yang bersifat publikasi dan pencitraan,” ujar Din.

Arah bangsa ke depan sebaiknya juga tidak hanya ditentukan oleh visi pribadi pemimpin, tetapi juga konsensus rakyat. ”Setelah tidak ada Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), kita seperti kehilangan arah,” tutur Din.

Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y Thohari juga melihat kemungkinan adanya kerawanan jika arah Indonesia yang berpenduduk lebih dari 230 juta jiwa hanya ditanggung oleh visi dan misi presiden. ”Konstitusi juga membuat presiden paling lama menjabat selama lima tahun. Apakah kelak juga ada kesinambungan visi jika presidennya berganti?” ujar Hajriyanto.

Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Saifuddin menambahkan, MPR juga sedang mengkaji sejumlah hal, seperti perlu tidaknya GBHN dan sidang tahunan MPR untuk menyampaikan laporan perkembangan kehidupan bernegara. ”Saya berharap Muhammadiyah ikut mengkaji sejumlah hal itu,” ujarnya. (NWO) 

Sumber: Kompas.com

3:05 pm | Posted in , , | Read More »

Bacaan Sumber Pengetahuan

Oleh DR. Akmaliyah, M.Ag

Ayat pertama yang diturunkan pada Nabi Muhammad Saw. di Gua Hira adalah perintah membaca, yaitu tiga ayat pertama dari surat al ‘Alaq. “Bacalah (hai Muhammad) dengan menyebut nama Tuhanmu”. Ayat pertama cukup dengan memerintahkan dengan satu kata atau kegiatan yang bersifat umum, yaitu perintah membaca.

Mengapa ayat pertama yang turun adalah tentang perintah membaca? Seberapa penting membaca bagi kehidupan umat manusia? Lalu, bacaan seperti apa yang bermanfaat bagi kehidupan manusia itu?

Perintah Membaca

Ayat yang pertama diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. adalah tentang perintah membaca. Hal itu karena begitu pentingnya kegiatan membaca bagi peningkatan pengetahuan manusia. Melalui membaca kita dapat menyerap informasi dari berbagai belahan bumi dengan cepat dan hemat (efektif dan efisien).

Tanpa harus mendatangi tempat tertentu untuk mengetahui informasi yang ada di dalamnya, kita sudah mendapatkan informasi itu melalui buku bacaan, majalah, surat kabar dan media informasi lainnya. Tanpa biaya yang terlalu besar dan mahal, tanpa harus menyita waktu yang cukup banyak, kita sudah mendapatkan informasi yang berharga melalui bacaan.

Makna kata bacaan secara etimologis adalah sesuatu yang dapat dibaca (Kamus Umum Bahasa Indonesia, hal. 71). Secara terminologis bacaan dapat diartikan sebagai suatu hal yang memberikan informasi, baik itu yang dapat dibaca melalui tulisan, ditangkap informasinya dengan indera mata, atau informasi lisan yang dapat didengarkan, informasi gerak tubuh atau kejadian alam yang dapat ditangkap dengan pikiran/renungan, informasi sentuhan yang dapat diterima oleh indera kulit dan pengecap, atau bacaan yang akan memberikan informasi bagi ketenangan batin kita, seperti dzikrullah, macam-macam dzikrullah seperti membaca al Qur’an, salat, zikir menyebut asma Allah dan sebagainya, baik secara lisan (dzahir) maupun dalam hati (sirri).

Dari semua jenis bacaan di atas pada dasarnya dapat dibagi dua, yaitu bacaan yang mereproduksi dan mengekspresikan kehebatan karya manusia, bacaan itu dapat berupa buku, majalah, radio, televisi dan sebagainya. Ada pula bacaan yang secara terang-terangan mereproduksi dan mengekspresikan kehebatan Allah Swt. seperti bacaan tentang peristiwa alam, fisik manusia, zikir untuk asma Allah, bacaan al Qur’an dan lainnya.

Dari kedua jenis bacaan itu sebenarnya muara akhir tujuan bacaan itu adalah keagungan Allah Swt. Karena ekspresi dan reproduksi kehebatan manusia juga tidak terlepas dari kehebatan Allah Swt. Maka pada dasarnya kehebatan manusia yang ditampilkan itu sebenarnya juga mengekspresikan kehebatan-Nya. Disinilah manusia menempatkan poisisi dirinya sebagai pengganti Allah (khalifah Allah). Manusia diperintahkan membaca agar manusia mengetahui kehebatan-Nya dan akhirnya menempatkan posisinya sebagai hamba Allah (‘Abdullah).

Sumber Pengetahuan
Menurut al Ghazali pengetahuan yang dimiliki manusia itu ibarat air dalam kolam, jika manusia ingin menambah pengetahuannya, sebenarnya dapat menggali kolamnya lebih dalam, agar air dalam kolam itu jernih, karena air yang ada berasal dari sumbernya. Pengetahuan yang digali dari kolam ini adalah merupakan tambahan pengetahaun yang diberikan Allah Swt. secara gratis yang tidak diupayakan oleh manusia itu sendiri (’ilmun ghairu muktasab), ilmu itu dapat berupa ilham atau petunjuk dari Allah Swt.

Ilmu pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara membaca asma Allah secara teratur (dalam ilmu tasawuf dikenal dengan upaya riyadhah). Sedangkan ilmu yang diupayakan manusia (’ilmun muktasab) itu ibarat air yang mengalir dari luar kolam, yang mungkin saja air itu tidak jernih adanya. Ilmu itu diperoleh dengan cara membaca karya-karya manusia lainnya, menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh dan berguru pada yang ahli. Dengan kesungguhan mencari ilmu pengetahuan itu maka pengetahuan manusia akan bertambah.

Tetapi pada dasarnya, ’ilmun muktasab dan ghairu muktasab yang telah disebutkan di atas pada dasarnya tetap dilakukan melalui usaha keras dan bukan barang gratis yang diberikan Allah Swt. tanpa upaya dan kesungguhan manusia. ’Ilmun ghairu muktasab pun diperoleh pada saat manusia bersungguh-sungguh dan sebanyak-banyaknya membaca asma-Nya. Bahkan harus melalui tahapan-tahapan tertentu bila perlu, agar bacaan itu lebih terarah dan bermakna.

Jadi akan menjadi lebih seimbang jika upaya ’ilmun muktasab dan ghairu muktasab tadi diupayakan bersama-sama, hal itu akan membuat air kolam akan semakin banyak dan air jernih lebih bisa mengimbangi keumngkinan air keruh yang masuk ke dalam kolam itu. Pengetahuan yang diterima dari manusia di luar dirinya akan dibentengi dengan pengetahuan (petunjuk) yang diberikan Allah Swt. kepadanya.

Dengan keseimbangan ini bacaan itu menjadi lebih beragam, bacaan juga menjadi jelas arah dan maknanya karena bacaan yang dibaca itu dimaksudkan untuk meraih pengetahuan dan kebenaran yang semata-mata itu semua berasal dari-Nya. Upaya membaca itu diperuntukkan mencapai pengetahuan bahwa kita mempunyai dua tugas penting di dunia ini (khalifatullah dan ‘abdullah).

Untuk merealisaikan dua tugas penting itu kita memerlukan pengetahuan yang banyak, agar tugas dapat dilaksanakan secara (mendekati) sempurna. Dalam The Cultural Atlas of Islam disebutkan bahwa, “Islam identified it self with knowledge. It made knowledge its condition as well as its goal”. (Islam mengidentifikasi dirinya dengan ilmu. Bagi Islam, ilmu adalah syarat sekaligus tujuan dari agama itu). (Ismail Raji al-faruqi dan Lois Lamya’ al-Faruqi: 1986: 230).

(Penulis, Dosen Fakultas Adab Universitas Islam Negeri [UIN] Sunan Gunung Djati Bandung, Aktivis PW 'Aisyiyah Jawa Barat)

10:53 pm | Posted in | Read More »

Rovi'i: Rekonstruksi Paradigma IMM Komisariat

BANDUNG-, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Komisariat UIN Bandung, resmi dilantik untuk periode 2010-2011 di aula utama PWM Jln. Sancang-Lodaya Bandung, kamis, (07/10). Ketua IMM lama  Agung Tirta Wibawa, S.Sos, secara simbolis serah terima jabatan dengan ketua yang baru Rovi,i yang disaksikan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Cibiru dan Pimpinan Daerah IMM Jabar.

Dalam pelantikan sekaligus pembekalan IMM UIN periode 2010-2011 ini, juga dilengkapi dengan diskusi panel yang bertema “Reaktualisasi Gerakan Profetik di Tubuh IMM Untuk Mewujudkan Kompetensi Kader yang Kreatif.”  Bertindak sebagai pembicara utama adalah Dosen Fakultas Syariah UIN Bandung Drs. Ayat Dimyati, M. Ag  dipandu Sukron Abdilah.


Dalam pelantikan Pengurus Korkom IMM UIN Bandung, itu Rovi'i, sebagai ketua terpilih menyatakan pendapatnya,“Kalau teman-teman percaya pada saya, maka saya juga akan memanfaatkan kepercayaan itu dan mewujudkanya dengan kerja nyata dalam organisasi,” kata ketua IMM baru Rovi,i dalam kata sambutanya sesaat setelah dilantik oleh pimpinan cabang IMM kota Bandung. (Oleh: Feri Anugrah)

10:42 pm | Posted in | Read More »

Hamka Sang Penulis Produktif


Siapa pun tak asing dengan tafsir Al-Azhar. Tafsir ini diselesaikan seorang tokoh kelahiran Kampung Molek, Maninjau, Sumatera Barat, pada 16 Februari 1908. Tokoh ini dikenal sebagai ulama pejuang yang teguh memegang prinsip Islam. Pada 24 Juli 1981, tokoh ini meninggal dunia. Tokoh yang dimaksud tak lain adalah Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau Hamka.

Usia Hamka tak lebih dari 75 tahun. Hamka yang kokoh di jalan dakwah ini tak sekedar berbicara dari mimbar ke mimbar. Pelbagai karya tulis beliau begitu melimpah. Keluasan ilmunya bisa dikatakan mengagumkan.  Tak hanya persoalan agama, juga menulis tentang politik, sejarah, dan budaya. Buku-buku yang ditulis meliputi karya sastra berupa roman/novel. Roman pertamanya berjudul Si Sabariah. Karya-karya tulis beliau seakan-akan melampau usianya. Konon karya yang dibukukan lebih dari 100 buku.

Selain aktif di jalur keagamaan dan politik, Hamka memang menerjunkan diri sebagai seorang wartawan, penulis, dan editor. Sejak tahun 1920-an, Hamka menjadi wartawan beberapa surat kabar, seperti Pelita Andalas, Seruan Islam, Bintang Islam, dan Seruan Muhammadiyah.

Pada tahun 1928, Hamka menjadi editor majalah Kemajuan Masyarakat. Pada tahun 1932, ia bergulat dengan dunia editing dan menerbitkan majalah al-Mahdi di Makassar. Ia pernah juga menjadi editor majalah Pedoman Masyarakat, Panji Masyarakat, dan Gema Islam.

Aktivitas menulis Hamka mungkin memang terbantu ketika aktif di dunia jurnalistik. Jiwa menulis lah yang menggerakkan Hamka mengirim artikel ke harian Hindia Baroe ketika menginjak usia sekitar 17 tahun.  Beliau tak sekedar menulis, tapi juga beberapa kali menerbitkan majalah.

Produktivitas Hamka dalam menulis mungkin tak bisa dibayangkan. Buku-bukunya antara lain berjudul Tasawuf Modern, Lembaga Budi, Falsafah Hidup, Sejarah Umat Islam, Kenang-kenangan Hidup, dan Ayahku.

Dia juga menerbitkan roman/novel, antara lain berjudul Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Di Bawah Lindungan Kaíbah, Mandi Cahaya di Tanah Suci, Di Lembah Sungai Nil, dan Di Tepi Sungai Dajlah. Dari beberapa buku dan roman/novel itu dapat dilihat betapa dahsyatnya beliau menulis.

Hendra Sugiantoro
Aktivis Pena Profetik Yogyakarta (suaramerdeka.com)

10:31 pm | Posted in | Read More »

Blog Archive

Recently Commented

Recently Added